Proses permesinan/permesinan perkakas konvensional
Proses
permesinan merupakan kegiatan produksi menggunakan peralatan perkakas untuk
merubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Bahan
mentah yang dimaksud yaitu bahan yang berasal dari proses sebelumnya seperti
casting atau proses pembentukan (metal forging). Gerak pemakanan mesin perkakas
dibagi menjadi 2 tipe yaitu gerak potong dan gerak makan. Berdasarkan gerakan
pemakanan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Pembubutan
(turning)
Pembubutan
yaitu proses pengurangan dimensi suatu silinder pejal baik diameter atau
panjangnya dengan menggunakan gerak potong dan gerak makan. Parameter
permesinan merupakan perhitungan dasar yang dibutuhkan dalam perencanaan yang
berasal dari rumus dan tabel yang dibuat berdasarkan spesifikasi mesin.
Parameter permesinan diantaranya adalah kecepatan potong (cutting speed-cs),
kecepatan putaran mesin-rpm, kecepatan pemakanan (feed-f) dan waktu permesinan.
a.Kecepatan
potong (Cutting speed – Cs )
Kecepatan
potong (Cs) adalah usaha yang dilakukan mesin untuk menyayat tiap satu putaran
dalam benda kerja, kecepatan potong dinyatakan dalam satuan panjang/ waktu
(meter/ menit atau feet/ menit). Persamaan yang digunakan untuk menentukan
kecepatan potong adalah:
Cs = π.d.n (meter/menit)
Parameter
kecepatan potong digunakan dalam perencanaan proses permesinan dengan tujuan
untuk mengetahui jenis pahat yang digunakan agar lebih efisien dan tidak mudah
aus. Jadi, peneliti telah membuat tabel antara bahan yang digunakan dengan
kecepatan potong yang direkomendasikan. Untuk jenis pahat yang sering
digunakan/ditemukan berasal pahat HSS dan pahat karbida.
Tabel 1.
Kecepatan potong berdasarkan jenis bahan
Bahan
|
Pahat
bubut HSS
|
Pahat
bubut karbida
|
||
Halus
(m/min)
|
Kasar
(m/min)
|
Halus
(m/min)
|
Kasar
(m/min)
|
|
Baja Karbon rendah
|
75-100
|
25-45
|
185-230
|
110-140
|
Baja karbon
|
70-90
|
25-40
|
170-215
|
90-120
|
Baja karbon menengah
|
60-85
|
20-40
|
140-185
|
75-110
|
Besi cor
|
40-45
|
25-30
|
110-140
|
60-75
|
Kuningan
|
85-110
|
45-70
|
185-215
|
120-150
|
Alumunium
|
70-110
|
30-45
|
140-215
|
60-90
|
b.Kecepatan putaran mesin (RPM/Revolution
per minute)
Kecepatan putaran mesin merupakan
kemampuan mesin untuk melakukan penyayatan melingkar dalam satu putaran pada
benda kerja. Sehingga, untuk menengetahui kecepatan putaran mesin dibutuhkan
nilai dari kecepatan pemotongan dan keliling lingkaran benda kerja atau dapat
dituliskan dalam persamaan berikut:
Cs = π.d.n (meter/menit)
Karena,
diameter benda kerja menggunakan satuan mm maka harus dikalikan dengan 1000
untuk menyetarakan dengan diameter.
Keterangan :
Cs = Kecepatan pemotongan
n = Putaran mesin
d = Diameter penampang benda kerja
contoh soal:
Pada proses
pembubutan silinder pejal dengan material alumunium berdiameter 35 mm. Tentukan
putaran mesin yang digunakan pada pengerjaan kasar dan halus?
Jawaban :
Cs silinder pejal bahan alumunium =
30-45 mm/min (kasar), 70-110 mm/min (halus)
Diameter silinder = 35 mm
c. Kecepatan
pemakanan (Feed-f)
Merupakan proses yang beracuan pada
bergesernya terhadap benda kerja. Pada keadaan ini proses pemakanan yang
terjadi adalah berkurangnya panjang atau diameter benda kerja. Kecepatan
pemakanan biasanya untuk pembubutan kasar dilakukan lebih cepat karena hanya
untuk mengurangi dimensi, sedangkan pada pengerjaan halus dibutuhkan pemakanan
yang cepat karena dengan kedalaman pemakanan yang sedikit karena untuk
memperhalus permukaan. Besar dan kecilnya kecepatan pemotongan bergantung pada
beberapa hal diantaranya adalah:
- kekerasan bahan
- kedalaman penyayatan
- sudut-sudut sayat alat potong
- bahan alat potong
- ketajaman atau material alat potong yang digunakan dan
- spesifikasi dan kualitas mesin yang akan digunakan
Besarnya
kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa besar
bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa
besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan
pemakanan (F) adalah ;
Keterangan :
F =kecepatan pemakanan (mm/min)
f =besar pemotongan (mm/putaran)
contoh soal:
sebuah silinder pejal berbahan kuningan dengan diameter 50 mm
dan besar pemotongan 0,2. Rencakana kecepatan pemakanan halus dan kasar
Jawaban:
Diameter =50 mm
f =0,2 mm/put
F kasar =
mm/min
d. Waktu
Permesinan
Merupakan waktu total pengerjaan bubut
benda kerja. Menentukan lama waktu permesinan perlu diketahui/dihitung untuk
memperlancar proses perencanaan dan produksi. Untuk menentukan waktu permesinan
dibagi menjadi 2, yaitu waktu permesinan bubut rata dan pembubutan muka
(facing). Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pembubutan yaitu, panjang atau
jarak tempuh (L) dan kecepatan pemakanan (F). Persamaan untuk mencari waktu
pembubutan rata adalah sebagai berikut:
Contoh soal:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D) = 40
mm akan dibubut rata menjadi (d) = 30 mm sepanjang (â„“) = 65, dengan jarak star
pahat (la) = 4 mm. Data-data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut;
Putaran mesin = 500 putaran/menit, dan pemakanan mesin
dalam satu putaran (f) = 0,05 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/ proses?.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembubutan rata sesuai data diatas, apabila pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/ proses?.
Jawaban soal
1:
L = â„“a+ â„“ = 65+4 = 69 mm
F = f.n = 0,05 x 500 = 25 mm/menit
Operasi
Mesin Bubut
Berbagai
operasi yang dapat dilakukan menggunakan mesin bubut pada umumnya adalah
sebagai berikut:
(a)Pembubutan muka (facing); perkakas
dihantarkan secara radial ke bendakerja yang berputar untuk mendapatkan
permukaan yang datar.
(b)Pembubutan tirus (taper turning); perkakas
dihantarkan dengan membentuk sudut tertentu terhadap sumbu putar sehingga
diperoleh bentuk konis.
(c)Pembubutan kontour (contour turning);
perkakas dihantarkan dengan mengikuti garis bentuk tertentu sehingga diperoleh
benda dengan kontour yang sesuai dengan garis bentuk tersebut
(d)Pembubutan bentuk (form turning);
menggunakan perkakas yang memiliki bentuk tertentu dan dihantarkan dengan cara
menekankan perkakas tersebut secara radial ke bendakerja.
(e)Pembubutan tepi (chamfering); tepi
perkakas potong digunakan untuk memotong tepi ujung silinder dengan sudut
potong tetentu.
(f)Pemotongan (cutoff); perkakas dihantarkan
secara radial ke bendakerja yang berputar pada suatu lokasi tertentu sehingga
memotong bendakerja tersebut.
(g)Penguliran (threading); perkakas yang
runcing dihantarkan secara linear memotong permukaan luar bendakerja yang
berputar dalam arah yang sejajar dengan sumbu putar dengan kecepatan hantaran
tertentu sehingga terbentuk ulir pada silinder.
(h)Pengeboran (boring); perkakas mata tunggal
dihantarkan secara linear, sejajar dengan sumbu putar, pada diameter dalam
suatu lubang bendakerja yang telah dibuat sebelumnya.
(i)Penggurdian (drilling); penggurdian dapat
dilakukan dengan mesin bubut, dengan menghantarkan gurdi ke bendakerja yang
berputar sepanjang sumbu putarnya. Perluasan lubang (reaming) dapat juga dilakukan
dengan cara yang sama.
(j)Knurling, merupakan operasi pembentukan
logam untuk menghasilkan pola lubang palka menyilang pada permukaan luar
bendakerja.
Pembubutan
biasa, pembubutan muka, pembubutan tirus, pembubutan kontour, pembubutan tepi,
dan pengeboran menggunakan perkakas mata tunggal.
Operasi
penguliran juga menggunakan perkakas mata tunggal tetapi dengan geometri yang
berbeda. Pembubutan bentuk menggunakan perkakas khusus yang disebut perkakas
bentuk (form tool) yang didesain secara khusus. Pemotongan pada dasarnya juga
menggunakan perkakas bentuk, sedang penggurdian dikerjakan dengan gurdi.
Comments
Post a Comment